Setelah membahas mengenai hakikat semantik, konsep tanda, makna, acuan, lambang, dan konseptualisasi makna, pada pembahasan ini kita akan melanjutkan mengenai penamaan, istilah, dan definisi. Bagian ini, juga dibahas dalam penjabaran semantik. Berikut merupakan penjelasan dari bagian-bagian yang bersangkutan.
A. Penamaan
Semantik merupakan salah satu bidang penelitian linguistik yang mempelajari makna suatu kata dalam suatu bahasa, mencari asal-usul, dan perkembangan kata tersebut baik dari bentuk maupun maknanya. Dalam semantik, kita belajar banyak hal yang berkaitan dengan makna pada sebuah kata. Pada tataran semantik masih terbagi lagi ke dalam bidang-bidang keilmuan lain yang saling terkait yang tersembunyi oleh ilmu semantik, antara lain penamaan, definisi, hubungan makna, perubahan dan pemindahan makna, serta analisis komponen makna.
Penamaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengacu pada proses, cara, dan perilaku penamaan. Sementara itu, Kridalaksana (1993) mendefinisikannya sebagai proses menemukan lambang-lambang bahasa untuk menggambarkan objek, konsep, proses, dan lain-lain; biasanya dengan menggunakan perbendaharaan yang ada; antara lain melalui kemungkinan perubahan makna atau melalui penciptaan kata atau kelompok kata.
Nama adalah kata yang menandai setiap makhluk, benda, aktivitas, dan peristiwa di dunia. Anak-anak memperoleh kata-kata dengan belajar dan meniru suara yang mereka dengar untuk pertama kalinya. Produksi nama adalah hasil dari kompleksitas dan keragaman kehidupan manusia, dan alam di sekitar manusia yang beragam. Ketika membahas sifat bahasa, fonologi adalah sistem simbol suara yang arbitrer.
Dengan kata lain, satuan-satuan linguistik sebagai tanda, seperti kata dan benda atau benda yang dilambangkannya, bersifat arbitrer, dan tidak ada hubungan “wajib” di antara keduanya. Jadi, misalnya, kita tidak bisa menjelaskan mengapa hewan yang memiliki dua kaki, sayap, dan bulu serta biasanya bisa terbang disebut (burung) dalam bahasa Indonesia, bukan nama lain, seperti (ngurub) atau (bungur). Jika ada hubungan antara lambang dan hal-hal yang dilambangkannya, orang Inggris menyebutnya (bird), sedangkan orang Arab menyebutnya (thoir). Oleh karena itu, simbol atau kata tidak lebih dari nama atau label yang dilambangkannya, dan dapat berupa objek, konsep, kegiatan, atau peristiwa.
Menurut Chaer, penamaan adalah proses melambangkan suatu konsep, yang mengacu pada referen atau rujukan di luar bahasa. Pada dasarnya, penamaan adalah proses penamaan hal-hal baik tentang seseorang, benda, makhluk (binatang dan tumbuhan), peristiwa atau tempat, dan orang lain.
Penamaan dilakukan untuk memudahkan seseorang ketika mengucapkannya. Penamaan terdiri dari 9 macam atau jenis (Chaer, 2013: 44), yaitu (1) penamaan berdasarkan bunyi/peniruan bunyi, (2) penamaan berdasarkan penyebutan bagian, (3) penamaan berdasarkan penyebutan sifat khas, (4) penamaan berdasarkan penemu dan pembuat, (5) penamaan berdasarkan tempat asal, (6) penamaan berdasarkan bahan, (7) penamaan berdasarkan unsur keserupaan, (8) penamaan berdasarkan pemendekan, dan (9) penamaan baru.
B. Istilah
Berbeda dengan proses penamaan yang lebih arbitrer, istilah terjadi sesuai dengan program. Hal ini terjadi karena istilah tersebut digunakan untuk memperoleh ketepatan dan kejelasan makna dari kegiatan atau bidang keilmuan tersebut. Ini adalah perbedaan antara istilah yang disebabkan oleh pengistilahan dan nama yang disebabkan oleh penamaan. Istilah tersebut memiliki arti yang tepat serta hanya digunakan dalam bidang tertentu, sedangkan nama masih bersifat generik karena tidak digunakan dalam bidang tertentu. Misalnya kata telinga yang dianggap sinonim dengan nama, yang terlihat dari fakta bahwa orang dapat mengatakan bahwa telinga saya sakit sama seperti kuping saya sakit.
Berbeda dengan bidang medis, telinga dan kuping digunakan sebagai istilah acuan yang berbeda, yaitu telinga adalah alat pendengaran bagian dalam dan kuping adalah alat pendengaran bagian luar. Hal yang sama antara lengan dan tangan. Dalam bahasa umum, keduanya dianggap sinonim. Dapat dikatakan bahwa dia jatuh dan lengannya patah, atau dia jatuh dan tangannya patah oleh kutipan yang sama. Di bidang medis, keduanya berbeda. Keduanya mengacu pada referensi yang tidak sama, di mana lengan adalah anggota badan dari bahu atau ketiak ke pergelangan tangan, dan tangan dari pergelangan tangan ke jari-jari. Dalam perkembangannya, memang tidak sedikit istilah yang digunakan, karena frekuensi pemakaiannya cukup tinggi, akhirnya menjadi kosakata bahasa umum seperti akomodasi, fasilitas, kalori, vitamin, dan radiasi. Untuk mengetahui maknanya atau acuannya, maka hal tersebut dapat dicari dalam kamus istilah.
C. Definisi
Definisi adalah upaya untuk secara sengaja mengungkapkan objek, konsep, proses, kegiatan, peristiwa, dan lain-lain dalam bahasa. Banyak cara dapat digunakan untuk membuat definisi ini. Hasil yang didapat dari cara-cara pendefinisian ini adalah adanya beberapa macam definisi yang taraf kejelasannya tidak sama. Definisi yang paling rendah tingkat kejelasannya adalah yang disebut definisi sinonim. Artinya, suatu kata didefinisikan dengan sebuah kata lain yang merupakan sinonim dari kata itu. Umpamanya kata ayah didefinisikan dengan kata bapak; kata baju didefinisikan dengan kata pakaian. Ketidakjelasan definisi ini adalah karena definisi yang diberikan bersifat berputar balik. Kalau ayah didefinisikan dengan kata bapak maka nanti bapak didefinisikan lagi dengan kata ayah. Jadi apa ayah, dan apa bapak tidak jelas. Hasil yang diperoleh dari metode definisi ini adalah bahwa ada beberapa tingkat definisi. Berikut ini akan ditampilkan secara jelas apa saja tingkatan dalam definisi itu sendiri.
1. Definisi Sinonimi
Definisi sinonimi (sinonim) adalah definisi yang paling rendah tingkat kejelasannya, karena hanya berputar, misalnya pada kata ayah diartikan dengan kata bapak, dan kata baju diartikan dengan kata pakaian.
2. Definisi Formal
Definisi formal berarti bahwa konsep atau ide yang akan didefinisikan terlebih dahulu disebut ciri umum, baru kemudian disebut ciri khusus. Adapun contoh definisi formal yaitu pada paragraf berikut: “Psikologi berasal dari kata psyche, yang berarti jiwa, dan logos berarti ilmu, jadi psikologi adalah ilmu yang membahas mengenai jiwa“.
3. Definisi Logis
Definisi logis dengan jelas mengidentifikasi objek, ide, atau konsep yang didefinisikan dengan cara yang sangat berbeda dari objek lain. Definisi logis ini biasanya terdapat dalam buku-buku pelajaran, sehingga sifatnya dekat dengan ilmu pengetahuan. Adapun contohnya pada paragraf berikut: “Air adalah senyawa hidrogen dan oksigen yang ada di mana-mana dan dapat berada di: (1). Gas, seperti uap air; (2) Fluida, seperti air yang dapat ditemukan setiap hari; (3) Keras seperti es dan salju. Air adalah pelarut yang sangat baik dan paling murah, dan ada dalam keadaan tidak murni di alam. Sekitar 70% permukaan bumi ditutupi oleh air. Manusia, hewan. dan tumbuhan semua membutuhkan air untuk bertahan hidup. Pembangkit listrik tenaga air memiliki arti ekonomi yang penting“.
4. Definisi Ensiklopedia
Definisi ensiklopedia lebih luas dari definisi logis, karena pengertian ensiklopedia secara lengkap, jelas, dan cermat menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan kata atau konsep yang telah ditentukan. Adapun contohnya pada paragraf berikut: “Air adalah senyawa hidrogen dan oksigen yang ada di mana-mana dan dapat berada di: (1). Gas, seperti uap air; (2) Fluida, seperti air yang dapat ditemukan setiap hari; (3) Keras seperti es dan salju. Air adalah pelarut yang sangat baik dan paling murah, dan ada dalam keadaan tidak murni di alam. Sekitar 70% permukaan bumi ditutupi oleh air. Manusia, hewan. dan tumbuhan semua membutuhkan air untuk bertahan hidup. Pembangkit listrik tenaga air memiliki arti ekonomi yang penting”.
5. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi lain yang bersifat membatasi. Definisi ini dibuat oleh orang-orang untuk membatasi konsep-konsep yang akan disajikan dalam bentuk tulisan atau dialog. Oleh karena itu, sering disebut sebagai definisi operasi. Definisi ini hanya digunakan untuk tujuan tertentu dan terbatas pada pokok pembicaraan. Adapun contohnya pada paragraf berikut: “Air dalam pasal ini mengacu pada zat cair yang diperlukan untuk kehidupan manusia sehari-hari, seperti makan, minum, mandi, mencuci, dll”.
D. Daftar Referensi
- Alwi, Hasan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
- Chaer, Abdul. (2013). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
- ______. (2002). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
- Kridalaksana, H. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
- Levinson, C. Stephen. (1983). Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.
- Murtiani, A. (2017). Tata Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska.
- Verhaar, J. W. M. 1999. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: UGM Press.